Friday 11 April 2014

Anak Kembar, Mengajarkanku Bagaimana Memahami Rasa Adil


Anak Kembar, Mengajarkanku Bagaimana Memahami Rasa Adil


Oleh : Andi Himyatul Hidayah



Kebanyakan orang tua tentu berharap agar dapat berlaku adil pada anak-anaknya. Demikian ketika di masa-masa awal menimang bayi kembar, kebetulan keduanya berjenis kelamin berbeda. Saya berusaha  melakukan segala sesuatu yang sama, karena saya ingin memastikan bahwa satu anak tidak mendapatkan perlakuan istimewa. Saya seringkali khawatir melakukan tindakan berbeda yang akan berakibat satu anak merasa tenang dan satu lainnya merasa tidak nyaman. Untuk memastikan bahwa setiap bayi memiliki kesempatan yang sama untuk meraih keberhasilan dalam hidupnya -- saya merasa -- saya harus membuat hal-hal yang sangat seimbang.

Namun, Ali dan Ulayyah mengajarkan saya dengan cepat bahwa mereka adalah bayi dengan pribadi yang berbeda. Sebagai contoh, ketika Ali sedang sakit dan memerlukan perhatian lebih, sementara Ulayyah hanya mampu berinteraksi dengan saya dari kursi boxnya. Jika di saat yang bersamaan saya dipaksa meraih Ulayyah, maka Ali akan menangis dan Ulayyah terganggu. Ini akan berakibat kedua bayi itu akan menangis.

Beberapa bulan berikutnya, kebutuhan mereka benar-benar terbalik. Melalui kasus seperti di atas, saya belajar bahwa saya harus memberikan kesetiaan yang teliti untuk segala hal dengan seimbang, dan bukannya bertindak sesuka hati melakukan apa yang benar untuk masing-masing bayi. Sangat penting mengajarkan anak kembar kami perbedaan-perbedaan penting tersebut sebagai bekal di saat mereka dewasa.

Ini adalah pelajaran hidup (life lessons), dengan mengajari mereka bahwa keadilan tidak selalu sama dengan kesetaraan. Pelajaran seumur hidup yang penting untuk mereka pelajari. Ini akan mendorong mereka untuk mengeksploirasi dan bersuka cita dalam individualitas mereka. “Orang tua tidak memperlakukan saya persis sama seperti saudara saya karena saya orang yang unik dan berbeda”. Dengan cara menunjukkan mereka bahwa penanganan yang tepat bagi satu orang tidak selalu tepat untuk yang lain, maka kita mengajari mereka perspektif menerima (taking), empati (empathy), dan toleransi sosial (social tolerance). “Sekarang Ibu harus lebih banyak dengan Ali, karena Ali sakit dan saya tidak”.

Beberapa petunjuk bagaimana mengajarkannya kepada anak kembar :

  1. Beri penghargaan (reward) pada perilaku positifnya. Hal ini akan memberikan pengajaran bahwa perilaku positif berdampak pada perlakuan yang berbeda. Mereka (si Kembar) lebih mungkin untuk memahami mengapa perilaku negatif juga harus diperlakukan berbeda.
  2.  Mendorong kepribadian (individuality) anak kembar. Memahami bahwa mereka adalah unik. Mereka dapat membangun toleransi untuk menerima perlakuan yang berbeda berdasarkan kebutuhan individu.
  3. Mendorong anak kembar untuk saling berbagi (sharing). Mereka tumbuh menjadi anak-anak yang murah hati. Spirit yang akan mengurangi hasrat mereka untuk memiliki segala sesuatu yang  harus sama.
  4. Model keadilan yang diletakkan pada pemenuhan  kebutuhan individu dan bukan pada hasrat.
  5. Berikan pilhan pada anak-anak (si kembar). Belajar bahwa adanya pilihan dalam hidup akan membangun pemahaman mereka tentang mengapa orang tua dapat memilih untuk memperlakukan setiap anak  seringkali berbeda.
  6. Ketika mendisiplinkan anak, pertimbangkan memberinya dua pilihan. Sejak mereka mengambil pilihannya, anak-anak akan lebih mungkin untuk merasakan perlakuan yang adil.
  7. Bila anak Anda mengatakan sesuatu yang tidak adil, jelaskan mengapa orang tua memperlakukan mereka berbeda. Ini mungkin tidak segera memuaskan mereka -- tapi seiring waktu -- anak-anak akan memahami konsep bahwa ada alasan untuk tindakan orang tuanya.
  8. Ketika usia mereka mulai beranjak, biarkan mereka mengelola konflik atas rasa adil pada dirinya sendiri. Ini akan mengajarkan mereka bahwa tindakan dan sikap positif sering mengakibatkan perlakuan positif yang istimewa – perlakuan yang adil tetapi tidak setara – “Sementara Dede sedang tidur, dengan diam-diam saya menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) saya. Karena itu saya bebas bermain dengan Satria dengan tambahan waktu lima belas menit, sementara Dede yang ikut bermain bersama kami harus segera pulang untuk mengerjakan PR-nya. Ini membuat Dede merasa kesal”.
Akhirnnya, di lain waktu mungkin Anda sebagai orang tua merasa bersalah karena berfikir tidak memberikan perlakuan yang sama pada anak-anak kembar Anda. Takut Anda akan diinterupsi,  Ini tidak adil !”. Tapi ingat bahwa keadilan dan kesetaraan tidak selalu identik. – dan anak-anak kembar kita tidak seharusnya menjadi bagian dari kesalahpahaman itu – Kita sedang melakukan sesuatu yang akan memberikan modal dasar kepada anak-anak kita  dengan mengajarkan mereka secara dini bagaimana membedakan antara keduanya; keadilan dan kesetaraan ! @ Andi Himyatul Hidayah


BACA JUGA :



****************************

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.