Aku,
Khansa dan Kuala Lumpur
Oleh
: Andi Himyatul Hidayah
“ … Ya Allah, segala yang aku cintai yang
telah
Engkau karuniakan kepadaku, jadikanlah
itu
sebagai kekuatanku untuk melakukan
hal-hal
yang Engkau sukai … “ (HR
At-Tirmidzi)
(Bagian Pertama dari Tiga Tulisan)
(Bagian Pertama dari Tiga Tulisan)
Berita
kematian sahabat baikku, Agnes Sri Wahyuni, tiba-tiba menggetarkan batinku
sebagai seorang ibu. Berita kematian tentu bisa terdengar kapan saja. tapi
bayangan kesedihan tiga bocah kecil yang ditinggalkannya meluapkan telaga air
mata keibuanku. Kematian adalah sesuatu yang pasti. Sementara menurutku, kehidupan
adalah serangkaian pelajaran yang dilalui untuk dimengerti. Kepergian sahabatku
untuk selama-lamanya, tiga bocah kecil yang tentu akan selalu merindukan
belaian lembut tangan sang ibu, dan kesempatanku untuk tetap bertahan dari
kecelakaan yang nyaris merenggut jiwaku menuntunku untuk terus berusaha
memahami arti hidup ini.
Aku
adalah seorang ibu dan yang telah memilih mendarmabaktikan hidup dan cintaku
untuk melindungi sebisa mungkin, mengasuh dan membesarkan anak-anakku. Mereka
adalah insan cita yang telah Allah SWT titipkan sebagai karunia terindah dalam hidupku.
Karenanya aku tidak ingin menyia-nyiakan setiap kesempatan yang kumiliki. Seperti
juga pada ibu-ibu yang lain, dan aku kira itu wajar dan sangat naluriah bagi
seorang ibu. Tapi kenyataan yang harus kita lalui tidak selalu memihak pada seluruh
keinginan dan harapan. Akan selalu ada dinamika yang harus dialami untuk
direnungkan.
Bersambung Bagian Kedua : DI SINI
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.