Keutamaan Menyambung Tali Silaturrahim
Kehidupan
seringkali tidak seindah dengan apa yang kita inginkan. Khilaf dan salah
paham bisa saja terjadi dalam interaksi sosial
dengan orang lain. Hal ini bisa berakibat jalinan persaudaraan atau pertemanan
menjadi tidak harmonis atau terputus. Berawal dari khilaf dan salah paham inilah
yang sering mengakibatkan hubungan dua orang yang pada awalnya saling
menyayangi dan memperhatikan menjadi
renggang, bahkan menjadi menjauh.
Maka,
disinilah perlunya memahami arti pentingnya menyambung tali silaturrahim. Silaturrahim bisa menjadi sarana untuk merajut
hubungan yang terancam putus. Pribadi setiap orang memanglah berbeda-beda. Tetapi atas dasar ikatan
persaudaraan dan kasih sayang sebagai
sesama Muslim maka kekhilafan dan kesalahpahaman yang sering kali terjadi dapat
dianulir.
Selanjutnya, perlu
melihat perbedaan antara menjaga silaturrahmi dan menyambung silaturrahmi. Kebanyakan
orang akan mengakrabi saudaranya setelah saudaranya mengakrabinya. Orang-orang
akan mengunjungi saudaranya setelah saudaranya mengunjunginya. Si fulan akan memberi hadiah setelah ia diberi hadiah, dan
seterusnya. Kesemuanya itu hal lazim
sebagai bentuk membalas kebaikan saudaranya. Sedangkan kepada saudara
yang tidak mengunjunginya, misalnya, dia tidak mau berkunjung. Hal ini bukanlah
makna silaturrahim yang sebenarnya,
melainkan hanya mengimbangi atau membalas kebaikan kerabat dengan kebaikan
serupa.
Dengan
demikian secara sederhana dapat dikatakan bahwa orang yang membalas kebaikan
tersebut hanya menjaga silaturrahim, bukan menyambung silaturrahim. Yang
disebut menyambung tali silaturrahim adalah orang yang menyambung kembali
terhadap orang yang telah memutuskan hubungan kekerabatannya.
Arti
silaturrahim yang sesungguhnya telah dijelaskan secara eksplisit dalam hadis
Rasulullah SAW, “Penyambung silaturrahim
bukanlah orang yang membalas kebaikan orang lain padanya. Namun penyambung
silaturrahim yang sebenarnya adalah orang yang jika hubungan kekerabatannya
diputus maka ia akan menyambungnya”. (HR Bukhari).
Dalam
sebuah riwayat diceritakan, seorang lelaki datang kepada Rasulullah SAW dan
berkata, “Wahai Rasulullah, aku mempunyai kerabat. Aku menyambung hubungan
dengan mereka, akan tetapi mereka memutusnya dariku. Aku berbuat baik kepada
mereka, akan tetapi mereka berbuat buruk kepadaku. Aku berlemah lembut kepada
mereka, akan tetapi mereka kasar kepadaku.” Maka Nabi SAW bersabda, “Apabila
engkau benar demikian, maka seakan engkau menyuapi mereka pasir panas. Allah
akan senantiasa memberimu penolong selama engkau berbuat seperti itu.” (HR Muslim).
Dari
hadis di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang disebut menyambung tali
silaturrahim pada pengertian yang sebenarnya adalah menyambung kembali hubungan
dengan kerabat yang memutuskannya. Caranya dengan memberi segala bentuk
kebaikan kepada orang yang tidak memberi kepada kita, walaupun orang yang kita
sambung silaturrahim tersebut menyakiti atau tidak menerima kita..
Ada
beberapa keutamaan bagi mereka yang senantiasa menyambung tali silaturrahim dengan
ikhlas karena Allah dengan senang hati, diantaranya adalah :
Pertama,
Sebagaimana konsekuensi iman, Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda,
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia menyambung
hubungan silaturrahim”. (HR Bukhari)
Kedua,
Mendapatkan keberkahan umur dan rezeki. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang
ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah
silaturrahim”. (HR Bukhari)
Ketiga,
hadis yang diriwayatkan oleh al Jama’ah dari Abu Ayyub al Anshari, bahwa ia
berkata, “Wahai Rasulullah, beritahulah aku satu amalan yang dapat memasukkan
ke dalam surga”. Rasulullah SAW bersabda : “Menyembah Allah dan tidak
menyekutukan-Nya, mengerjakan shalat, menunaikan zakat, dan bersilaturrahim“. Hadis ini
mengandung makna bahwa silaturrahim memiliki
peran esensial untuk bisa mengantarkan kita masuk surga dan
menghindarkan dari siksa api neraka.
Keempat,
Silaturrahim merupakan amalan yang utama dan dicintai Allah SWT. Hal tersebut
didasarkan pada sebuah riwayat bahwa ada
seorang laki-laki datang bertanya kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, amalan apa yang
paling dicintai Allah ?” Beliau menjawab, ”Beriman kepada Allah.” Dia bertanya
lagi, ”Kemudian apalagi?” Beliau menjawab, ”Kemudian menyambung silaturrahim”.
Ada
beberapa ancaman yang diberikan kepada orang yang memutuskan tali silaturrahim.
Diantaranya hadis Rasulullah SAW, “Tidaklah masuk surga orang yang memutus tali
silaturrahim”. (HR Bukhari), dan “Tidak ada dosa yang lebih cepat siksaannya di
dunia bagi pelakunya, serta diperlambat siksaannya di akhirat kelak dari pada orang
yang zalim dan memutus hubungan silaturrahim.”
Mengingat
pentingnya menyambung silaturrahim, setiap Muslim harus menghindari hal–hal
yang menyebabkan silaturrahim terputus. Karena itu, memutuskan silaturrahim
dengan keluarga atau kerabat merupakan perilaku setan. Rasulullah SAW memperingatkan,
“Janganlah orang Islam memutuskan hubungan dengan saudaranya selama lebih dari
tiga hari.” (HR Abu Dawud)
Demikian
tulisan singkat ini untuk saling mengingatkan pada jalan kebaikan, terutama bagi diri pribadi penulis. Semoga Allah
SWT memberikan kekuatan kepada kita semua untuk dapat menghindarkan diri dari
terputusnya tali silaturrahim dengan saudara dan kerabat kita, guru, teman dan
kaum Muslim. Semoga Allah SWT memberikan kita tempat yang mulia di Surga Allah
SWT kelak. Amin ya Rabbal’Alamin. Wallahu A’lam bishshwab. @ Andi Himyatul Hidayah
***********************
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.