Wednesday 12 February 2014

keutamaan menyambung tali silaturrahim

Keutamaan Menyambung Tali Silaturrahim

Oleh : Andi Himyatul Hidayah


Kehidupan seringkali tidak seindah dengan apa yang kita inginkan. Khilaf dan salah paham  bisa saja terjadi dalam interaksi sosial dengan orang lain. Hal ini bisa berakibat jalinan persaudaraan atau pertemanan menjadi tidak harmonis atau terputus. Berawal dari khilaf dan salah paham inilah yang sering mengakibatkan hubungan dua orang yang pada awalnya saling menyayangi dan memperhatikan  menjadi renggang, bahkan menjadi menjauh.

Maka, disinilah perlunya memahami arti pentingnya menyambung tali silaturrahim. Silaturrahim bisa menjadi sarana untuk merajut hubungan yang terancam putus. Pribadi setiap orang memanglah  berbeda-beda. Tetapi atas dasar ikatan persaudaraan dan  kasih sayang sebagai sesama Muslim maka kekhilafan dan kesalahpahaman yang sering kali terjadi dapat dianulir.

Selanjutnya, perlu melihat perbedaan antara menjaga silaturrahmi dan menyambung silaturrahmi. Kebanyakan orang akan mengakrabi saudaranya setelah saudaranya mengakrabinya. Orang-orang akan mengunjungi saudaranya setelah saudaranya mengunjunginya. Si fulan akan memberi  hadiah setelah ia diberi hadiah, dan seterusnya. Kesemuanya itu hal lazim  sebagai bentuk membalas kebaikan saudaranya. Sedangkan kepada saudara yang tidak mengunjunginya, misalnya, dia tidak mau berkunjung. Hal ini bukanlah makna  silaturrahim yang sebenarnya, melainkan hanya mengimbangi atau membalas kebaikan kerabat dengan kebaikan serupa.

Dengan demikian secara sederhana dapat dikatakan bahwa orang yang membalas kebaikan tersebut hanya menjaga silaturrahim, bukan menyambung silaturrahim. Yang disebut menyambung tali silaturrahim adalah orang yang menyambung kembali terhadap orang yang telah memutuskan hubungan kekerabatannya.

Arti silaturrahim yang sesungguhnya telah dijelaskan secara eksplisit dalam hadis Rasulullah SAW,  “Penyambung silaturrahim bukanlah orang yang membalas kebaikan orang lain padanya. Namun penyambung silaturrahim yang sebenarnya adalah orang yang jika hubungan kekerabatannya diputus maka ia akan menyambungnya”. (HR Bukhari).

Dalam sebuah riwayat diceritakan, seorang lelaki datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, “Wahai Rasulullah, aku mempunyai kerabat. Aku menyambung hubungan dengan mereka, akan tetapi mereka memutusnya dariku. Aku berbuat baik kepada mereka, akan tetapi mereka berbuat buruk kepadaku. Aku berlemah lembut kepada mereka, akan tetapi mereka kasar kepadaku.” Maka Nabi SAW bersabda, “Apabila engkau benar demikian, maka seakan engkau menyuapi mereka pasir panas. Allah akan senantiasa memberimu penolong selama engkau berbuat seperti itu.” (HR Muslim).

Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang disebut menyambung tali silaturrahim pada pengertian yang sebenarnya adalah menyambung kembali hubungan dengan kerabat yang memutuskannya. Caranya dengan memberi segala bentuk kebaikan kepada orang yang tidak memberi kepada kita, walaupun orang yang kita sambung silaturrahim tersebut menyakiti atau tidak menerima kita..

Ada beberapa keutamaan bagi mereka yang senantiasa menyambung tali silaturrahim dengan ikhlas karena Allah dengan senang hati, diantaranya adalah :

Pertama, Sebagaimana konsekuensi iman, Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturrahim”. (HR Bukhari)

Kedua, Mendapatkan keberkahan umur dan rezeki. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah silaturrahim”. (HR Bukhari)

Ketiga, hadis yang diriwayatkan oleh al Jama’ah dari Abu Ayyub al Anshari, bahwa ia berkata, “Wahai Rasulullah, beritahulah aku satu amalan yang dapat memasukkan ke dalam surga”. Rasulullah SAW bersabda : “Menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya, mengerjakan shalat, menunaikan  zakat, dan bersilaturrahim“. Hadis ini mengandung makna bahwa silaturrahim memiliki  peran esensial untuk bisa mengantarkan kita masuk surga dan menghindarkan dari siksa api neraka.

Keempat, Silaturrahim merupakan amalan yang utama dan dicintai Allah SWT. Hal tersebut didasarkan pada sebuah riwayat  bahwa ada seorang laki-laki datang bertanya kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, amalan apa yang paling dicintai Allah ?” Beliau menjawab, ”Beriman kepada Allah.” Dia bertanya lagi, ”Kemudian apalagi?” Beliau menjawab, ”Kemudian menyambung silaturrahim”.

Ada beberapa ancaman yang diberikan kepada orang yang memutuskan tali silaturrahim. Diantaranya hadis Rasulullah SAW, “Tidaklah masuk surga orang yang memutus tali silaturrahim”. (HR Bukhari), dan “Tidak ada dosa yang lebih cepat siksaannya di dunia bagi pelakunya, serta diperlambat siksaannya di akhirat kelak dari pada orang yang zalim dan memutus hubungan silaturrahim.”

Mengingat pentingnya menyambung silaturrahim, setiap Muslim harus menghindari hal–hal yang menyebabkan silaturrahim terputus. Karena itu, memutuskan silaturrahim dengan keluarga atau kerabat merupakan perilaku setan. Rasulullah SAW memperingatkan, “Janganlah orang Islam memutuskan hubungan dengan saudaranya selama lebih dari tiga hari.” (HR Abu Dawud)

Demikian tulisan singkat ini untuk saling mengingatkan pada jalan kebaikan, terutama bagi diri pribadi penulis. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita semua untuk dapat menghindarkan diri dari terputusnya tali silaturrahim dengan saudara dan kerabat kita, guru, teman dan kaum Muslim. Semoga Allah SWT memberikan kita tempat yang mulia di Surga Allah SWT kelak. Amin ya Rabbal’Alamin. Wallahu A’lam bishshwab. @ Andi Himyatul Hidayah

***********************

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.