Beberapa
Poin Penting Ketika Mengikuti
Job Interview (wawancara
Kerja)
Bagian Pertama
Oleh :
Andi Himyatul Hidayah
Adakah Anda yang sedang memburu sebuah pekerjaan, tetapi
Anda berfikir tidak memiliki kesempatan dikarenakan kualifikasi Anda yang masih
kurang ? Jangan menyerah dulu ! Berikut ini ada beberapa kiat menghadapi
wawancara kerja (job interview) yang
akan membantu Anda mendapatkan pekerjaan yang Anda inginkan.
Poin 1 dari 15 : Berbusana yang
mengesankan (Dress to impress)
Penampilan
Anda merupakan kesan pertama yang dapat dilihat oleh pewawancara (interviewer).
Jadi lakukan beberapa hal yang dapat menunjukkan penampilan terbaikmu. Anda
tidak perlu sungkam mengenakan busana level
up, bahkan bila perlu melampau standar pekerjaan yang diinginkan. Misalnya
Anda hanya menginginkan job untuk posisi sekertaris, maka tidak mengapa Anda
mencoba berbusana laiknya seorang manager. Buat pewawancara Anda untuk segera
mulai berfikir bahwa Anda memiliki potensi walaupun sesungguhnya Anda masih
kurang.
Poin 2 dari 15 : Kontak mata (eye contact)
dengan pewawancara
Anda mungkin memiliki naluri
untuk menghindari kontak mata dengan pewawancara. Hal ini bisa terjadi,
terutama jika Anda merasa seperti Anda mengelabui mereka. Penampilan Anda yang wah
dengan busana level up yang rasanya
itu bukan diri Anda, tapi itu adalah
hal terakhir yang ingin Anda lakukan.
Menghindari kontak mata dengan pewawancara menunjukkan bahwa Anda tidak
memiliki rasa percaya diri. Lakukan kontak mata dengan pewawancara sekitar 60 – 70 % saat wawancara berlangsung. Selebihnya hindari menunduk untuk melihat ke lantai.
Poin 3 dari 15 Tersenyum (smile)
Selama wawancara berlangsung
jangan lupa untuk tersenyum. Ekspresikan wajah Anda dengan senyuman. Anda akan terlihat rileks. Dan, hal ini juga akan
memberikan suasana dimana pewawancara
merasa tenang dan akan memberi kesan yang baik bagi diri Anda. Kesan
bahwa Anda adalah orang baik dan menyenangkan berada di lingkungan mereka.
Poin 4 dari 15 : Postur tubuh
Atur postur tubuh dalam
posisi tegak, baik ketika berdiri maupun ketika duduk. Di saat wawancara
berlangsung seringkali di luar kesadaran dimana postur tubuh mulai membungkuk.
Anda perlu membuat usaha sadar untuk
menjaga punggung tetap tegak. Ini akan membawa rasa percaya diri.
Poin 5 dari 15 : Sikap atau gerak isyarat
(gesture) yang terkontrol
Anda mungkin akan benar-benar gugup dalam wawancara,
tapi jangan biarkan itu terus memuncak.
Hal yang menyebabkan Anda mulai salah tingkah. Sikap dan cara duduk Anda akan
terlihat kaku dengan lengan disilangkan di atas dada yang memberi kesan
tertutup. Jangan biarkan suasana itu terjadi. Cobalah untuk duduk dengan nyaman,
dan lakukan gerak isyarat (gesture) secara normal dan alami.
Poin 6 dari 15 : Berbicara dengan jelas
(speak clearly)
Hal
lain yang penting untuk diingat adalah berbicaralah secara perlahan dan jelas.
Anda mungkin memiliki kecenderungan untuk berbicara terlalu cepat atau terlalu
pelan, bergumam atau mengatakan banyak uh .. / um … Hal yang bisa disebabkan
jika Anda gugup atau tidak yakin tentang kesempatan Anda untuk mendapatkan
pekerjaan itu. Jadi cobalah untuk menghindari hal-hal itu.
Poin 7 dari 15 : Menjadi nyaman (be
comfortable)
Beberapa orang mungkin
mengatakan kepada Anda bahwa yang Anda
perlukan dalam wawancara kerja adalah rasa percaya diri. Namun, rasa percaya diri yang dimaksud tidak justru membuat
Anda seperti kelihatan angkuh. Yang Anda
perlukan adalah rasa percaya diri yang membuat Anda merasa nyaman berada di lingkungan
mereka. Anda harus membuat pewawancara merasa seperti Anda
terlihat nyaman. Kesan bahwa Anda
memiliki keterampilan untuk pekerjaan yang Anda inginkan.
Poin 8 dari 15 : Melakukan sinkronisasi
dengan meniru perilaku pewawancara
Ada
teknik psikologis yang, jika dilakukan
dengan benar, justru bisa membuat Anda terlihat lebih di mata pewawancara Anda.
Hal yang dimaksud dikenal dengan istilah sinkronisasi. Melalui teknik ini, cobalah
untuk meniru perilaku pewawancara Anda (copy
the same behaviors that your interviewer does). Misalnya, duduk dengan postur yang sama, gerakan yang sama, bahkan pada
tarikan nafas yang sama. Lakukan dengan cara yang halus dimana Anda tidak
terlihat sedang meniru perilaku mereka. Jika dilakukan dengan benar, bukankah
seseorang akan lebih respek terhadap
orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya ?
Kuala Lumpur, 24 Maret 2014
Diadaptasi dari teennews gallery : how to fake your way
through a job interview
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.