Tips Sederhana Menghilangkan Stres
Oleh : Andi Himyatul Hidayah
Manusia
hidup tidak lepas dari stres, ada yang mampu mengatasinya adapula yang tidak
mampu. Ada stres yang menyenangkan adapula yang tidak. Stres adalah kata yang
sangat populer di era modern. Zaman modern, jika tanpa stres, seperti sayur
tanpa garam. Keduanya berhubungan begitu lengket. Stres mudah ditemui di alam
modern dan gaya hidup modern sangat potensial menimbulkan stres. Mengapa
seseorang mengalami stres ?
Banyak
hal yang bisa menimbulkan stres, baik berupa perkara besar atau perkara sepele. Salah satu misalnya, kegagalan dalam
usaha. Kegagalan kadang terjadi di sela-sela sukses yang diraih. Ada ungkapan
bijak : Kegagalan adalah sukses yang tertunda. Bagi orang-orang arif, kegagalan
dianggap sebagai peristiwa hidup biasa. Akan tetapi, di mata manusia pesimis,
kegagalan dianggap sebagai bencana besar.
Kegagalan
semestinya tidak perlu ditakuti. Allah Maha Pemurah, jika seseorang telah
berusaha secara layak, dia pasti akan diberi karunia kebaikan. Mungkin saja,
sebelum karunia diberikan, perlu terjadi kegagalan tertentu. Allah SWT tidak
akan menzalimi manusia, sekalipun mereka kafir.
Kegagalan
itu biasa dan setiap usaha manusia tidak ada yang sia-sia. Semua pengorbanan manusia
akan dibalas oleh Allah SWT, baik berupa balasan dunia maupun akhirat. Tinggal
kita mau bersabar atau tidak menanti datangnya balasan itu.
Banyak
cara-cara salah yang dilakukan orang agar terbebas dari stres. Orang-orang itu
ingin bebas dari stres, tapi mereka menempuh cara keliru sehingga mereka masuk
ke arah bentuk-bentuk stres yang lain. Bahkan, mereka terlempar ke bentuk stres
yang lebih serius. Seperti kata pepatah “Lepas dari mulut harimau, masuk ke
mulut buaya”.
Ketika
terjadi kegagalan, apa yang perlu dilakukan agar kita tidak terjerumus masalah stres
?.
Pertama,
sadarilah
bahwa yang pernah gagal itu bukan hanya Anda, tapi setiap manusia yang
berusaha. Kegagalan bukan monopoli
seseorang, tapi dialami oleh semua yang berjuang.
Kedua,
kegagalan
adalah tangga sukses. Setiap orang yang mengenggam sukses, sebelumnya telah mengalami
banyak kegagalan. Jika Anda gagal, itu pertanda Anda berpeluang meraih sukses.
Jika Anda tidak pernah gagal, Anda tidak akan pernah sukses.
Ketiga,
kegagalan
adalah sarana belajar. Bermula dari kegagalan-kegagalan yang terjadi. Anda
banyak belajar tentang berbagai hal yang berkaitan dengan usaha Anda. Anda
belajar tentang sebab-sebab kegagalan, serta cara-cara untuk menghindarinya. Semakin banyak kegagalan, semakin matang
pengalaman Anda, dan akhirnya semakin mahir keahlian Anda.
Keempat,
jadikan
kegagalan sebagai cambuk untuk maju, bukan sebagai pukulan untuk mundur ke
belakang. Manusia yang kuat itu pantang menyerah, dengan prinsip heroik, “Lebih baik mati berkalang tanah, daripada hidup
menanggung malu”.
Kelima,
orang-orang
yang beriman tidak mengenal istilah gagal. Maksudnya, meskipun mereka mengalami
kegagalan, namun disisi Allah SWT mereka tetap mendapat pahala amal. Lebih baik
kita gagal dalam usaha, namun tetap mendapat pahala. Akan baik lagi jika sukses
diraih dan pahala pun didapat. Inilah dua nikmat , dunia dan akhirat.
Kegagalan
itu perlu agar benar-benar bisa merasakan indahnya keberhasilan. Namun, jika ia
diraih dengan perjuangan dan pengorbanan, duhai betapa nikmatnya keberhasilan
itu.
Marilah
kita menjadi manusia religius yang beriman kepada Allah Azza Wajalla. Menaati
aturan-aturan-Nya, serta hidup istiqamah di atas ketaatan itu. Jangan berlemah
hati, sebab kehidupan orang-orang beriman itu terhormat dan berada di atas
derajat yang tinggi. Jadilah manusia yang selalu optimis dalam melihat
kesempatan di setiap kesulitan, dan tidak pada sebaliknya. Meminjam kata-kata
Wiston Churcill, “A pessimist sees the difficulty in every opportunity, and an
optimist sees the opportunity in every difficulty”. @ Andi Himyatul Hidayah.
Kuala
Lumpur, 20 Maret 2014
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.