Saturday 7 December 2013

PERISAI-Menulis Bersama Ary Nilandari


PERISAI-Menulis Bersama Ary Nilandari



Siapapun bisa menulis, jika ia mau. Tekad yang bulat menjadi langkah awal memulai menulis, ditopang dengan rajin membaca dan bergaul dengan lingkungan yang memilki keinginan atau passion sama. Bersilaturrahmi, berjalan-jalan, membaca, dan senang menjadi pencatat dapat menjembatani lahirnya sebuah tulisan. Demikian antara lain tips dari Ibu Ary Nilandari, pemenang IBF (Islamic Book Fair) Award 2011 kategori penerjemahan terbaik untuk buku Miracle of the Quran karya Canner Taslaman, ketika sharing pengalaman diseputar dunia penulisan dihadapan komunitas PERISAI-Menulis pada hari kamis, 21 November 2013 di Restoran Sunan Drajat Gombak Malaysia.

PERISAI (Persatuan Istri Dosen Asal Indonesia) di Malaysia yang diketuai oleh Ibu Iriana Indrawati yang memulai aktifitasnya sejak Juni 2012, membentuk sub kegiatan yang menamakan dirinya PERISAI- Menulis. Kegiatan yang menghadirkan Ibu Ary Nilandari (penulis, penerjemah, dan editor lepas) ini menjadi agenda penting setelah PERISAI merayakan ulang tahunnya yang pertama. Kegiatan ini dinilai positif untuk mendorong minat dan kemampuan Ibu-Ibu yang tergabung dalam wadah PERISAI-Menulis.

Walaupun usianya masih seumur jagung wadah PERISAI Menulis telah menggelar beberapa kegiatan termasuk sharing pengalaman dan diskusi diseputar kegiatan penulisan. Di ulang tahunnya yang pertama telah membukukan kumpulan pantun dan puisi karya ibu-ibu yang tergabung dalam PERISAI-Menulis. Satu buku Antologi bahkan telah rampung dan sedang dalam proses pengajuan ke penerbit. Sementara beberapa anggota PERISAI-Menulis telah beranjak berkompetisi dengan mengirimkan naskah tulisannya di media sosial dan di ajang lomba penulisan pada berbagai genre. Menulis menurut Ibu Ary Nilandari adalah life skill, terapi, sarana identifikasi dan aktualisasi diri.

Ibu Ary Nilandari yang berdomisili di Bandung Barat bersama suami dan tiga orang putranya telah dikenal luas sebagai pemateri berbagai seminar dan trainer penulisan kreatif, penerjemah, dan penyuntingan. Kehadiran Ibu Ary Nilandari di Kuala Lumpur pada tanggal 20-21 November 2013 dengan agenda utama untuk memenuhi undangan Kamishibai Workshop with International Board of Books for Young People (IBBY) Malaysian and Japanes, di Kampus University of Malaya. Kesediaan Ibu Ary Nilandari untuk bersilaturrahmi sekaligus berbagi pengalaman dengan anggota PERISAI-Menulis di sela-sela kegiatannya itu menjadi spirit bagi istri-istri dosen asal Indonesia di Malaysia yang tergabung dalam PERISAI Menulis.

Pada kesempatan itu Ibu Ary Nilandari juga menyinggung tentang buku bacaan anak. Beliau yang juga aktif membina komunitas Forum Penulis Bacaan Anak yang beranggotakan lebih dari 2000 orang pencinta bacaan anak ini menekankan bahwa target pembaca anak tidak bisa digeneralisasi. Tema, bahasa, kosa kata, ilustrasi, kemasan untuk buku anak harus age appropriate, setidaknya usia 0-13 tahun terbagi menjadi 5-6 kelompok. Misalnya : 0-2 thn (bayi-batita), 3-4 thn (balita/prasekolah), 5-6 thn (TK), 6-8 thn (SD kelas 1-2), 8-10 thn (SD kelas 3-4), 11-13 thn (SD kelas 5-6, SMP kelas 1). 

Disamping itu Ibu Ary Nilandari juga menyoroti beberapa buku karya anak-anak yang bisa ditemukan di toko-toko buku. Anak yang berusia 0 - 13 tahun semuanya disebut anak dan masih meniru apa yang telah dibacanya, dimana kecenderungan orangtua yang memaksakan anaknya menjadi seorang penulis dan mengorbitkannya tanpa melalui proses editing adalah hal yang keliru. Padahal menurut Ibu Ary Nilandari setiap tahapan usia memiliki aturan, proses dan kiat tersendiri. @ Andi Himyatul Hidayah (Kompasiana)

****************

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.