Sejenak di National Mosque
Malaysia
Jum’at,
13-12-13. Karena waktu shalat ashar telah tiba, maka suami memutuskan singgah
untuk shalat ashar di Masjid Negara (National Mosque) Kuala Lumpur ketika
kami dari arah Bangsar. Di depan ruang utama masjid terlihat beberapa turis
asing (non muslim) yang mengenakan jubah khusus dengan seorang pembimbing dari
pihak ‘pengurusi’ Masjid. Pembimbing itu kelihatannya seorang ustadz, bapak tua
yang berjenggot putih.
Entah apa
yang menarik perhatian Bapak pembimbing turis itu ketika melihat kami melintas
di depan ruang utama. Beliau melihat ke arah kami dan tiba-tiba dia beranjak meninggalkan
para turis menuju ke sebuah meja yang terletak dekat pintu. Dia mengambil
sebuah buku dan kemudian berjalan menghampiri kami. Bapak itu berkata kepada suami saya,”This book is my personal
collection and it's only one. I want to give this book to you”. Suami saya
pun menyambutnya. Buku itu berjudul, “The Prophet Muhammad : His Life and
Eternal Message” karya Golam W.Choudhury.
Khawatir
Pak Cik itu mengira kami bagian dari turis-turis itu yang kelihatannya berwarga
negara Korea dan Jepang, maka saya pun buru-buru
menimpali, “Pak Cik, kami ini orang Indonesia”. Bapak itu hanya tersenyum, dan
mohon izin kembali ke para turis yang mengenakan jubah khusus berwarna ungu yang disertai
tudung kepala bagi wanitanya.
Sejenak
di Masjid Negara Malaysia, dan kami pun bergegas pulang dengan membawa segores
kenangan. Saya baru menyadari kemudian kalau suami saya mengenakan baju batik,
khas Indonesia. -- Tamu --. Memaknai senyuman Pak Cik. @ Andi Himyatul Hidayah
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.