Antara
Malaysia – Singapura, Kami Menyapa Pulau Sentosa
Satu pengalaman menikmati perjalanan Malaysia – Singapura di suatu kesempatan. Kembar dampitku turut serta menikmati suasana akhir pekan di sela-sela kejenuhan suamiku dengan rutinitas sehari-hari di Malaysia sebagai student. Singapura adalah negara tetangga Malaysia yang dapat ditempuh melalui jalur darat. Kereta api atau bus menjadi pilihan untuk transportasi darat. Kami memilih menggunakan kereta api meskipun waktu tempuhnya sama dengan bus.
Kereta
api berangkat di stesen KL Sentral pukul 11.35 malam. Kami memilih kereta api malam dengan harapan tiba di Singapura di pagi
hari. Perjalanan hingga ke Singapura ditempuh kurang lebih 6 jam. Tiba di
Johor pukul 6 pagi dimana petugas imigrasi Malaysia memeriksa kelengkapan
paspor di dalam kereta api sebelum memasuki Singapura.
Kami
tiba di stasiun kereta api Singapura
tepat pukul 07.00 pagi. Stasiun ini berada di Woodlands Train Checkpoint. Setelah melewati pintu imigrasi Singapura para
penumpang yang sebagian besar adalah pelancong akhir pekan bergegas dengan
tujuan masing-masing. Pulau Sentosa menjadi tujuan wisata untuk kami kunjungi. Sebetulnya
perjalanan bisa dilanjutkan dengan kereta tersebut yang berhenti di stasiun
kereta yang sudah tidak jauh dari Sentosa. Tapi mengingat waktu masih cukup
pagi, jadi kami memilih naik bus untuk menikmati indahnya kota Singapura.
Di
Woodlands Train Checkpoint kami melihat beberapa bus kota dengan beberapa
tujuan. Kami mengecek nomor bus di papan informasi untuk bus tujuan Pulau
Sentosa. Seorang Ibu warga Singapura tiba-tiba mendekati kami dan Ia dengan
senang hati memberikan penjelasan. Kesan ramah warga Singapura yang membalikkan
pandangan kami kalau mereka katanya cuek dan tidak peduli. Cerita tentang warga
Singapura yang tidak selalu benar. Setelah
mendapatkan kejelasan rute yang harus kami tempuh, kami memutuskan mengambil
istirahat sejenak. Kami berjalan kaki ke
sebuah masjid yang tidak jauh dari pusat perbelanjaan Woodlands Train
Checkpoint.
Setelah
beristirahat kami melanjutkan perjalanan menuju terminal bus Woodlands dengan
menumpang bus 911. Kami melakukan satu kesalahan karena kami terlupa menukar
uang recehan. Sementara di atas bus kita harus membayar dengan uang pas. Mereka
tidak menyiapkan uang kembalian. Umumnya warga Singapura kelihatannya sudah
akrab dengan bus sebagai kendaraan dalam kota. Mereka umumnya mempunyai ‘bus
card’. Melihat kami kebingungan di atas bus tiba-tiba seorang Bapak warga
Singapura memasukkan beberapa uang koin di kotak uang dekat sopir. Bapak itu tersenyum dan mempersilahkan kami
mengambil tempat duduk. Di Singapura, masih ada yah yang seperti ini. Kurang
dari 15 menit, bus yang kami tumpangi tiba di terminasl bus Wooldlands.
Di
terminal inilah kita dapat berganti bus dengan nomor 963R yang langsung ke pusat
wisata Pulau Sentosa. Bus berhenti di depan
pintu masuk mall Pulau Sentosa, dan
kamipun mengitari wisata Pulau Sentosa. Kebetulan
waktu itu ada bazaar yang disertai aktraksi badut, permainan, jajanan yang free
(bebas) di depan Universal Studio. Kembar dampitku terlihat girang menikmati
atraksi dan jajanan free. Kami mengunjungi beberapa area dan rasanya tidak
cukup dengan hanya sehari. Kami pun tak urung mengabadikannya dengan kamera.
Tiba-tiba
kembar dampitku hendak buang air, dan kami menemui masalah karena toiletnya
tanpa air. Hanya ada tissue di sana, dan kami tentu tidak biasa dengan hanya
tissue sebagai pembasuh. Beruntung kami membawa beberapa botol air aqua yang
beralih fungsi jadi pembersih. Padahal sebenarnya kita bisa mendapatkan air di
wastafel di luar toilet. Tapi repot harus bolak-balik . Untuk menyalin pakaian,
khususnya untuk anak-anak tersedia ruang
ganti depan toilet.
Karena
waktu menunjukkan pukul 06.00 petang, kami pun bergegas pulang dengan menumpang
bus 963R menuju Woodlands Centre RD setelah menikmati pesona Pulau Sentosa. Bus
ini tidak langsung ke Woodlands Train Checkpoint, tapi harus ganti bus di Woodlands
Centre RD. Kami kebingungan dengan ini, karena itu kami bertanya pada penumpang
bus yang duduk di sebelah kami. Seorang Ibu warga Singapura keturunan China yang
tak fasih berbahasa melayu itu malah dengan rela ikut turun dari bus dimana
seharusnya kami berhenti dan berganti bus. Ia menemani kami menyeberangi jalan
hingga pemberhentian bus yang akan menuju stasiun kereta di Woodlands Train
Checkpoint. Untuk menghindari naik taksi yang mahal, Ibu warga Singapura itu
menyarankan naik bus 856.
Tiba
Di Woodlands Train Checkpoint kami mampir di pusat perbelanjaan untuk makan malam
di sebuah restoran halal yang tidak jauh dari masjid. Kami beristirahat dan shalat di mesjid itu sambil menunggu
jam pemberangkatan kereta. Kereta berangkat pukul 11.00 malam dan kami harus bergegas lebih awal untuk melewati pemeriksaan imigrasi. Setengah hari
mengunjungi Singapura menjadi pengalaman mengesankan yang mendorongku untuk berharap
dapat berkunjung di lain kesempatan. @ Andi Himyatul Hidayah
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.