BUKAN WARNANYA
TAPI ISINYA !
Oleh : Andi Surya Amal
Tulisan ini pertama kali
dipublikasi di http://suryaamal.multiply.com/reviews/item/1. pada 13 Desember 2007 (multiply.com
ditutup oleh pemiliknya tahun 2012). Disharing di blog ini atas izin penulisnya dari sumber Kompasiana
------------------------------------------------------
Seorang lelaki tua penjual balon menyandarkan sepeda tuanya
di salah satu sudut taman. Taman bermain di sebuah kota kecil yang ramai
dikunjungi warga kota melepas sore hari. Seperti biasanya, di suatu sore yang
cerah pengunjung anak-anak bermain dengan girang. Mereka seolah larut dalam
dunia fantasi yang dibungkus kepolosan.
Lelaki tua penjual balon itu berusaha menarik perhatian
anak-anak yang tengah bermain di taman sore itu. Ketika tak seorangpun
memerhatikan kehadirannya, ia mencoba melepaskan balonnya ke udara. Mula-mula
diambilnya satu balon berwarna kuning, mengguntingnya dan balon itupun terbang
ke udara. Anak-anak yang tengah asyik bermain mulai terusik menyaksikan sebuah
balon terbang. Sebagian dari mereka bersorak kegirangan, “ada balon terbang . .
. , ada balon terbang . . . !”. Misi penjual balon agaknya mulai membuahkan
hasil. Anak-anak itu berlari menghampiri lelaki tua penjual balon. Dua, tiga,
empat, dan beberapa buah balon terjual saat itu.
Setelah merasa sepi lagi, lelaki tua penjual balon lagi-lagi
mengambil satu balon. Satu balon berwarna merah dan melepaskannya ke udara.
Melihat balon terbang anak-anak itu pun bersorak, “ada balon terbang . . ., ada
balon terbang . . . !”. Demikian lelaki tua penjual balon menarik perhatian
anak-anak di taman sore itu. Dia melakukannya berulang-ulang ketika merasa
suasananya sepi lagi.
Hanya sebuah kebetulan lelaki tua penjual balon telah
melepaskan beberapa buah balon ke udara dengan warna yang beraneka. Mula-mula
balon berwarna kuning, lalu merah, lalu biru, lalu hijau.
Tidak berapa jauh dari lelaki tua penjual balon itu ada
seorang anak kecil memerhatikan prosesi pelepasan balon satu-satu terbang ke
udara. Lelaki tua penjual balon sama sekali tidak menyadari kehadiran anak
kecil yang mengamatinya sedari tadi. Seorang anak perempuan berkulit hitam yang
usianya kurang lebih enam tahun. Nampaknya ada sesuatu yang hinggap di benak
sang anak. Diapun berjalan menghampiri lelaki tua penjual balon. Dengan
kepolosan seorang anak, diapun berkata kepada si penjual balon, “Pak tua,
balon-balon yang terbang itu warnanya kuning, merah, biru, dan hijau. Apakah
balon yang berwarna hitam juga bisa terbang ?”.
Lelaki tua penjual balon menatap ke arah anak kecil itu
sebelum kemudian mengambil balon berwarna hitam. Dia pun menggunting temali
balon itu dan membiarkannya terbang tinggi ke udara. Kemudian lelaki tua
penjual balon menghampiri sang anak lebih dekat lagi. Dia merunduk di hadapan
sang anak, dan memegangi kedua bahunya dengan lembut. Dia menatap kedua bola
mata anak kecil itu sebelum kemudian berkata, “Nak, balon itu terbang bukan
karena apa warnanya, melainkan karena apa isinya”. (Andi Surya Amal)
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.